Minggu, 13 Oktober 2019

obesitas


Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas.
Masalah obesitas semakin meningkat di dunia. Hal ini menjadi tantangan yang besar dalam mencegah pertumbuhan penyakit kronis di dunia. Obesitas juga dipicu pertumbuhan industri dan ekonomi, serta perubahan gaya hidup, asupan nutrisi yang semakin banyak dari makanan olahan, atau diet dengan tinggi kalori.
Obesitas-alodokter
Berdasarkan data WHO tahun 2016, sekitar 650 juta penduduk berusia dewasa mengalami obesitas, sedangkan 340 juta anak-anak dan remaja usia 5 hingga 19 tahun mengalami berat badan berlebih. Di Indonesia sendiri, pada tahun 2010, diperkirakan terdapat 23% orang dewasa mengalami obesitas, dan wanita lebih banyak yang mengalaminya dibanding dengan pria.
Masalah obesitas ini terkait dengan peningkatan jumlah kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, serta beberapa penyakit kanker. Jumlah kematian penderita obesitas yang disertai sejumlah penyakit tersebut lebih banyak dibanding penderita dengan berat badan yang normal.

Penyebab

Apa penyebab obesitas (kegemukan)?

Obesitas disebabkan oleh kadar kalori yang berlebihan dalam tubuh. Penumpukkan kadar kalori yang berlebih ini dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor (multifaktorial). Interaksi antara berbagai macam faktor inilah yang menyebabkan seseorang dapat mengalami obesitas. 

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk obesitas (kegemukan)?

Berikut beberapa faktor yang bisa jadi penyebab kenaikan berat badan dan obesitas:
1. Genetik
Genetik alias keturunan adalah salah satu komponen terbesar yang bisa memicu obesitas. Anak dari orangtua yang obesitas jauh lebih berisiko mengalami obesitas dibanding anak yang orangtuanya memiliki berat badan ideal.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Journal of Clinical Investigastion diketahui bahwa orang yang membawa gen FTO biasanya cenderung banyak makan makanan berlemak dan tinggi gula. Selain itu orang dengan gen tersebut juga biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk merasa kenyang. Nah, hal tersebutlah yang menyebabkan orang dengan gen FTO lebih mungkin untuk mengalami obesitas.
Meski begitu bukan berarti obesitas sepenuhnya ditentukan oleh genentik. Pasalnya, apa yang Anda konsumsi juga memiliki efek besar pada gen yang dapat memicu obesitas. Ya, jika Anda memiliki gen obesitas dan Anda memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat, maka hal tersebut justru akan meningkatkan risiko Anda berkali-kali lipat untuk mengalami obesitas.
Sebaliknya, jika Anda memiliki gen obesitas, tapi Anda secara teratur menerapkan pola hidup sehat dengan memerhatikan asupan makanan serta rajin olahraga, maka risiko Anda terkena obesitas pun akan menurun.
2. Junk food
Junk food adalah jenis makanan yang tinggi kandungan gula, lemak, garam, dan minyak. Kombinasi inilah, ditambah dengan wangi makanan dan berbagai paduan rasa lainnya, yang membuat makanan junk food terasa nikmat sehingga bikin ketagihan. Tanpa sadar, orang yang sering makan junk food menumpuk banyak kalori dan lemak di tubuhnya.
Nah, hal inilah yang menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan yang pada akhirnya memicu obesitas. Jika sudah obesitas, maka Anda berisiko terkena penyakit kronis lainnya.
3. Obat-obatan tertentu
Banyak obat-obatan dengan/tanpa resep dokter dapat menyebabkan penambahan berat badan sebagai efek samping. Misalnya antidepresan yang sudah lama dikaitkan dengan kenaikan berat badan secara perlahan-lahan.
Beberapa obat-obatan lain yang bisa memicu kenaikan berat badan adalah obat diabetes dan antipsikotik yang sering digunakan untuk meredakan masalah mental. Obat-obatan ini mengubah fungsi tubuh dan otak Anda, menyebabkan meningkatkan nafsu makan dan berkurangnya tingkat metabolisme Anda. Hal tersebutlah yang memicu kenaikan berat badan.
4. Stres
Siapa sangka, stres nyatanya juga bisa jadi penyebab obesitas. Ya, stres sangat mungkin menyebabkan obesitas. Pasalnya pada saat Anda mengalami stres, Anda akan lebih mudah untuk lebih banyak makan, terutama makanan manis, guna sekadar meredakan stres dan memperbaiki suasana hati.
Padahal tanpa disadari, konsumsi makanan di saat-saat seperti itu justru akan membuat Anda mengonsumsi makanan ebih banyak, yang pada akhirnya akan menumpuk kalori, gula, serta lemak di dalam tubuh. Nah, hal inilah yang menyebabkan Anda mengalami kenaikan berat badan.
5. Malas gerak
Dengan adanya televisi, komputer, video game, mesin cuci, ponsel pintar, dan perangkat kenyamanan modern lainnya, hidup kebanyakan orang memang jadi lebih santai. Sayangnya, hal tersebut justru membuat banyak orang minim melakukan aktivitas fisik.
Padahal kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan perlambatan metabolisme dalam tubuh. Ya, semakin sedikit Anda bergerak, maka semakin pula kalori yang Anda bakar.
Akibatnya, kalori akan lebih banyak menumpuk di dalam tubuh. Bahkan tak hanya soal kalori saja. Aktivitas fisik yang minum juga memengaruhi kinerja hormon insulin dalam tubuh. Jika kadar insulin dalam tubuh tidak stabil, maka erat kaitannya dengan penambahan berat badan.
6. Tidak cukup tidur
Penelitian telah menemukan bahwa jika Anda tidak cukup tidur, Anda berisiko dua kali lipat untuk mengalami obesitas. Risiko ini berlaku untuk orang dewasa dan anak-anak. Hal ini berdasarkan penelitian dilakukan di Warwick Medical School di University of Warwick.
Para ahli dalam penelitian tersebut meninjau bukti di lebih dari 28.000 anak dan 15.000 orang dewasa. Hasil penelitian jelas menunjukkan bahwa kurang tidur secara signifikan meningkatkan risiko obesitas pada kedua kelompok.
Kurang tidur dapat menyebabkan obesitas melalui peningkatan nafsu makan akibat dari perubahan hormonal. Jika Anda tidak cukup tidur, Anda menghasilkan Ghrelin, hormon yang merangsang nafsu makan. Kurang tidur juga mengakibatkan tubuh Anda memproduksi lebih sedikit Leptin, hormon yang menekan nafsu makan.
Jika Anda tidak mengidap faktor-faktor risiko tersebut bukan berarti Anda tidak dapat terjangkit obesitas. Tanda-tanda tersebut hanya referensi saja, jadi akan lebih baik jika Anda berkonsultasi pada dokter untuk informasi lebih lanjut.

Obat & Pengobatan

Informasi yang tersedia tidak dapat menggantikan saran medis. SELALU berkonsultasilah dengan dokter

Apa saja penanganan yang dapat dilakukan untuk mengobati obesitas?

Menjaga pola makan yang seimbang, olah raga, dan melakukan operasi dapat dilakukan untuk mengurangi berat badan. Ya, haya hidup aktif, olah raga, dan pola makan sehat seimbang adalah jalan terbaik untuk mengurangi berat badan dan menjaga kesehatan.
Anda dapat berkonsultasi pada ahli gizi untuk mengukur kadar kalori yang bisa Anda konsumsi setiap hari.  Dalam sesi konsultasi, biasanya dokter atau ahli gizi kesehatan dapat memberitahu informasi tentang:
  • Bagaimana memilih makanan sehat
  • Memilih kudapan yang sehat
  • Cara membaca kandungan nutrisi sebelum mengonsumsinya
  • Cara sehat memproses makanan
  • Mengatur pola makan
Ingatlah bahwa mengurangi berat badan secara teratur dapat membantu Anda mendapatkan berat badan ideal. Jangan lupa, imbangi juga dengan olahraga teratur setidaknya 30 menit setiap hari. Anda juga harus tahu tentang pembatasan memakan junk food saat stress melalui beberapa teknik untuk mengurangi stress, seperti yoga, olahraga, atau pengobatan. Hubungi dokter jika Anda mengalami stress yang berlebih.
Beberapa cara pengobatan dapat mengurangi berat badan namun juga memiliki efek samping. Gunakan cara tersebut jika cara-cara sebelumnya tidak efektif, dan lakukan pengobatan di bawah pengawasan dokter dan ahli kesehatan. Hal ini bertujuan agar upaya mencapai berat badan ideal akan berjalan lebih optimal dan tidak mengganggu kesehatan Anda secara keseluruhan.
Jika Anda mengalami obesitas (berat badan 100 persen di atas berat badan ideal atau BMI di atas 40) dan gagal setelah melakukan beberapa metode mengurangi lemak, mungkin Anda dapat mempertimbangkan untuk melakukan operasi, seperti operasi kecil pada wilayah perut dan lambung. Sebaiknya konsultasi ke dokter untuk informasi lebih lanjut.

Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendeteksi obesitas?

Untuk mendiagnosis obesitas, dokter akan memeriksa kondisi fisik Anda dengan bertanya tentang riwayat penyakit, pola makan, dan kebiasaan berolahraga.
Lalu, dokter akan menyarankan dua metode untuk mengukur tingkat risiko kesehatan yang berkaitan dengan berat badan Anda:
  • Indeks berat badan/Body Mass Index (BMI)
  • Mengukur lingkar pinggang
  • Lingkar pinggang
  • Rasio lingkar pinggang dan panggul (RLPP)
  • Tebal lipatan kulit menggunakan alat ukur yang bernama skinfold
  • Kadar lemak tubuh menggunakan sebuah alat bioelectrical impedance analysis (BIA)

Pengobatan di rumah

Bagaimana perubahan gaya hidup atau pengobatan di rumah yang dapat membantu mengatur tingkat obesitas?

Kegiatan dan pengobatan rumah berikut ini dapat menolong Anda menanggulangi obesitas:
  • Beri tahu dokter tentang kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan.
  • Beri tahu dokter obat-obatan apa saja yang Anda gunakan, termasuk vitamin, herbal, dan suplemen. Hubungi dokter jika mengalami efek samping dari obat-obatan tersebut.
  • Bergabung dengan komunitas yang berhubungan dengan upaya menurunkan berat badan.
  • Sempatkan untuk melakukan aktivitas fisik, termasuk olahraga setiap hari.
  • Memahami kondisi terkini dari berat badan, indeks berat badan, dan lemak pada tubuh Anda
  • Hubungi dokter jika mengalami diare atau gula darah rendah setelah operasi.
  • Pahami kondisi badan Anda agar dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda.
  • Buatlah target yang realistis, jangan mengurangi berat badan secara drastis dalam waktu singkat karena akan mudah kembali lagi.
  • Catat aktivitas yang dilakukan dan makanan yang dikonsumsi setiap hari. Dengan begitu Anda tahu kebiasaan Anda sehari-hari.
Jika ada pertanyaan, silahkan berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan solusi yang lebih baik bagi kondisi Anda.

0 komentar:

Posting Komentar