Kamis, 17 Oktober 2019

STRUKTUR DAN FUNGSI DARAH

darah berguna untuk menjadi pengangkut bahan/zat makanan, oksigen, sisa-sisa metabolisme, dan hormon di dalam badan manusia, selain itu darah juga menjadi penjaga kadar asam-basa cairan tubuh dan pengontrol suhu badan.
Darah terdiri dari 2 komponen utama, plasma darah dan sel-sel darah. Plasma darah adalah komponen penyusun darah yang paling banyak, sebesar 55% bagian darah adalah plasma darah. Plasma darah terdiri dari protein-protein darah seperti immunoglobin, albumin, protein, nutrisi, hormon, gas terlarut, serta zat hasil ekskresi. Walau terlihat banyak penyusunnya tetapi 90% plasma darah adalah air lho!
komponen penyusun darah

1. Plasma Darah

Plasma darah merupakan komponen darah yang berupa cairan berwarna kuning yang terdiri atas 90% air, 7% protein plasma, 0,9% macam jenis garam dan 0,1 % adalah glukosa. Warna kuning pada plasma darah biasanya dapat ditemukan pada darah yang mengendap akan tetapi warna kuning tersebut dapat berubah menjadi kuning keruh dikarenakan terlalu banyak lemak yang tertimbun.
Adapun pH yang dimiliki oleh plasma darah adalah 6,8-7,7. Sedangkan tingkat kekentalan nya adalah 1,7-2,2 kali dari kekentalan air dan massa jenisnya adalah sekitar 1,025-1,034. Garam anorganik yang terkandung dalam plasma darah diantaranya adalah Na+, Mg2+, NaCl, Cl-, CO3, Ca2+ dan lain sebagainya.
Protein plasma yang terkandung dalam plasma darah memiliki berat sekitar 200-300 gram dari berat seluruh plasma darah dalam tubuh. Protein ini nantinya akan membentuk koloid yang dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat kekentalan pada darah. Adapun jenis jenis protein yang terkandung antara lain albumin, beta globulin dan fibrinogen. Dimana albumin ini biasanya disebut sebagai serum albumin ini memiliki volume yang besar dibandingkan jenis asam yang lainnya, yaitu sebesar 4-5%. ( baca : Proses Sintesis Protein )
Fungsi Protein Plasma
  • Pembeku Darah
Fungsi fibrinogen yang terkandung dalam protein plasma ini adalah peran utama dalam proses pembekuan darah dalam tubuh, sehingga apabila seseorang mengalami pendarahan maka fibrinogen ini akan bekerja dan pendarahan dapat di minimalisir. Jika seseorang mengalami kekurangan fibrinogen maka akan berakibat fatal apabila terjadi pendarahan.
  • Mempertahankan Tekanan Osmose
Adanya albumin, fibrinogen dan globulin dalam plasma protein ini merupakan 3 pilar utama dalam mempertahankan tekanan osmose darah. Dimana tekanan normal osmose yang diakibatkan oleh 3 jenis protein tersebut adalah sekitar 25-39 mmHg. Tekanan osmose yang relatif tinggi biasanya dapat mengakibatkan terjadinya perpindahan cairan dari jaringan menuju darah, maka dari itu 3 jenis protein tersebut dapat mencegah terjadinya penimbunan cairan di jaringan darah.
  • Efisiensi Jantung & Cadangan Protein
3 Jenis protein plasma yang telah disinggung sebelumnya dapat mengakibatkan darah menjadi mengental. Hal ini tentu dapat mempertahankan tekanan darah agar jantung dapat bekerja secara efisien dan tetap dalam kondisi yang normal. Protein plasma yang terdiri atas 3 jenis tersebut ternyata dapat dijadikan sebagai cadangan protein dalam tubuh apabila tubuh mengalami kekurangan protein akibat makanan yang dikonsumsi kurang sehat atau kurang nutrisi.
  • Keseimbangan pH Darah
Selain dapat dijadikan sebagai cadangan protein, protein plasma ini ternyata dapat dijadikan sebagai penyeimbang asam basa darah atau pH darah. Apabila pH darah pada seseorang tidak normal, maka salah satu dari 3 jenis protein tersebut mengalami gangguan atau dapa disebabkan oleh faktor lainnya.

2. Sel Darah

Jika dalam plasma darah terdapat 3 jenis protein penting, maka pada sel darah juga terbagi atas 3 macam, yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Dimana jenis-jenis sel darah tersebut memiliki fungsi masing masing yang akan dijelaskan lebih lanjut dibawah ini.
A. Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komposisi darah dengan persentase 45% dari volume darah yang ada di tubuh. Pada sel darah merah ini terkandung hemoglobin, dimana fungsi hemoglobin adalah sebagai zat pewarna merah pada darah. Adapun produksi sel darah merah dilakukan oleh sumsum tulang yang memiliki siklus hidup dalam jangka waktu 100-120 hari. Sedangkan bentuknya apabila diamati adalah berbentuk lonjong dengan memilki inti yang sangat kecil. ( baca : Fungsi Sel Darah Merah )
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit yang terdapat pada manusia, faktor tersebut adalah:
  • Usia – Ketika lahir seseorang akan memiliki jumlah eritrosit 6,83 juta/mm kubik, lalu jumlah tersebut akan menurun menjadi 4 juta/mm kubik ketika menginjak usia 4 tahun dan akan naik kembali menjadi 5 juta/mm kubik setelah menginjak usia 5 tahun keatas.
  • Jenis Kelamin – Jenis kelamin juga mempengaruhi jumlah eritrosit pada manusia, dimana jumlah eritrosit pada wanita (4,5 juta/mm kubik) lebih sedikit jika dibandingkan dengan pria (5 juta/mm kubik).
  • Olahraga – Faktor olahraga rutin juga akan mempengaruhi jumlahnya, dimana apabila olahraga rutin akan menaikkan jumlah eritrosit serta kadar hemoglobin tubuh. ( baca : Cara Memelihara Kesehatan Rangka Tubuh Manusia )
  • Tempat – Faktor tempat yang dimaksud adalah ketinggian tempat, dimana semakin tinggi tempat seseorang tinggal maka jumlah eritrosit dan hemoglobin nya juga akan lebih banyak jika dibandingkan dengan mereka yang hidup di dataran rendah.


B Leukosit atau sel darah putih merupakan salah satu bagian dari sistem imun yang dapat memberikan perlindungan tubuh dari patogen yang menyerang. Jumlah normal leukosit pada tubuh manusia adalah 4,5 – 10 juta/mm kubik tergantung dari kondisi fisiologis orang tersebut. Akan tetapi dalam bidang medis, jumlah leukosit pada tubuh akan menentukan kesehatan seseorang dan dapat mempengaruhi kinerja tubuh.
Ciri umum leukosit adalah memiliki membran nukleus, akan tetapi tidak memiliki hemoglobin, ukurannya pun relatif besar dan jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan sel darah merah. Sedangkan sifat dari leukosit adalah:
  • Seperti Amoeba – Pergerakan nya menyerupai amoeba dengan cara menjulurkan sitoplasma menuju arah yang diinginkan
  • Khemotaksis – Dapat bergerak secara otomatis menuju tempat yang terluka atau mengalami peradangan
  • Fagositosis – Dapat memakan sel yang sudah mati atau benda asing yang masuk
  • Diapedisis – Dapat menembus lapisan kapiler menuju jaringan tubuh

C. Trombosit
Trombosit merupakan komposisi darah yang sangat penting dalam proses pembekuan atau penggumpalan darah. Perlu diketahui bahwa jumlah normal trombosit yang ada dalam tubuh adalah 200.000-400.000/mm kubik. Dimana apabila kadar trombosit dalam tubuh dibawah normal, maka akan kesulitan dalam proses pembekuan darah. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pembekuan darah, beberapa diantaranya adalah:
  • Suhu – Proses pembekuan darah tentunya akan melibatkan kinerja dari enzim, dimana enzim akan bekerja pada suhu yang optimal. Jika suhunya sangat rendah, maka proses pembekuan darah akan terhambat. ( baca : Jenis Jenis Enzim )
  • Benda Asing – Jika seseorang mengalami luka, jangan sampai darah tersebut bersentuhan dengan benda asing. Hal ini akan mengakibatkan perlambatan dalam proses pembekuan darah.
  • Dekalsifikasi – Dekalsifikasi merupakan proses pengikatan ion Ca++ dengan beberapa substansi lain yang dapat menghambat kinerja trombosit.
  • Hirudin – Hirudin adalah senyawa antikoagulan yang dapat memberikan pengaruh untuk mencegah trombin bekerja dengan normal, hal ini tentunya dapat menghambat proses pembekuan darah.
  • SUMBER:https://dosenbiologi.com/manusia/komponen-darah

0 komentar:

Posting Komentar